Pemberitaan Media akan BBM
Beberapa pekan terakhir santer diberitakan tentang
pencabutan subsidi BBM atau lebih halusnya akan dikurangi maupun akan dialihkan
kesektor yang lebih produktif. Sehingga pemberian subsidi terus-menerus ke
Bahan Bakar Minyak yang selama ini dinilai tidak tepat sasaran bisa dikatakan
lebih tepat sasaran saat Subsidi tersebut dialokasikan keSektor lainnya.
Harga Bahan Bakar Minyak |
Sektor yang dimaksudkan adalah bagi Petani, Peternak, Usaha
mikro dan UMKM. Isu BBM sering kali mewarnai perjalanan bangsa ini, setelah
sebelumnya dua Periode pemerintahan SBY menaikkan harga BBM sebanyak tiga kali,
maka saat sekarang ini, Presiden terpilih yang belum menjalankan roda
pemerintahan secara resmi sudah mengambil ancang-ancang untuk mengurangi
subsidi BBM.
Dalam setiap dilakukannya kebijakan menaikkan harga BBM,
rakyat akan selalu dibayangi akan semakin tingginya angka kemiskinan, bukan
hanya angka kemiskinan yang ditakutkan akan tetapi, adanya ketakutan diri
sendiri juga ikut terjerumus dalam kemiskinan. Mengingat bahwa hidup sekarang
saja sudah sulit dan harus menghadapi inflasi yang sudah dapat dipastikan akan
ikut saat naiknya harga BBM.
Standar Kemiskinan yang Tinggi
Peluang naiknya angka kemiskinan sudah pasti terjadi tapi
Pemerintah tidak perlu terlalu memikirkan ini, mengingat di negara kita ini,
memiliki standar bagi mereka yang terkategori sebagai masyarakat miskin yakni
dengan penghasilan perhari 1,25 Dolar AS baru terkategori miskin. Angka yang
sangat rendah, dan bagi masyarakat dengan penghasilan tersebut harus menghidupi
keluarganya untuk makan, sekolah dan lain-lain, sudah pasti tidak akan cukup,
tetapi statusnya tetap saja terkategori sebagai masyarakat Bukan Miskin.
Bagi rakyat mengikuti setiap kebijakan yang diusung
pemerintah sudah menjadi kewajiban, bagaimana tidak negara yang katanya
demokrasi, pemerintahan dari rakyat berdasarkan suara mayoritas dan apalah
segala macam embel-embel yang mengikut didalamnya. Faktanya hanyalah suatu
topeng indah yang selalu nampak indah, indah untuk dipandang tetapi ketika
menampakkan wajah aslinya hanya untuk sesekali saja, sudah sangat meresahkan
dan membuat muak untuk menatapnya kembali.
Masyrakat hanya dijadikan Penonton
Mari kita lihat saat isu lalu saat akan dinaikkan harga BBM,
hampir semua elemen masyarakat bersuara dan turun kejalan untuk meneriakkan
menolak kenaikan harga BBM namun apalah daya semua itu seolah tidak didengar,
para wakil rakyat seakan benar-benar menikmati duduk ditempat mewah dalam
gedung yang tertutup rapat oleh dinding besar, sehingga Suara itu tidak akan
terdengar sampai ketelinga mereka.
Pada akhirnya BBM-pun naik dengan hanya mendengarkan
sekumpulan orang dalam gedung yang katanya wakil Rakyat, sementara suara yang
mereka sampaikan tidak sama dengan apa yang Rakyat teriakkan diluar gedung dan
dijalanan.
Maka, sudah cukuplah apa yang bisa kami lakukan sebagai
rakyat, pun nantinya BBM naik itu pasti akan kami terima, usaha yang telah kami
lakukan sebelumnya toh tidak didengar, dan jika kalian para Pemerintah yang
tercinta masih belum puas dengan itu, maka lakukanlah apa yang membuat kalian
merasa legah dan nyaman. Tak usahlah pikirkan nasib kami.
Solusi hanya menjadi Janji Manis
Dalam memuluskan rencana ini, pemerintah memberikan
pandangan yang dinilai lebih baik tidak merugikan rakyat dan membuat Subsidi
BBM yang selama ini tidak tepat sasaran menjadi lebih tepat sasaran. Anggaran
yang digunakan untuk mensubsidi BBM akan digunakan disektor lebih produktif,
misalnya bidang pertanian, bagi masyarakat yang susah dalam mendapatkan pupuk
bisa diberikan subsidi untuk mendapatkan pupuk secara gampang.
Dengan demikian, rakyat yang sebagian besar memiliki
pekerjaan disektor produktif lainnya akan merasakan dampak pengalihan subsidi
ini dan membuat kehidupan menjadi lebih layak, sementara rakyat yang lainnya
yang memang tidak mampu akan diberikan Subsidi secara langsung.
Harga Bahan Bakar Minyak |
Adapula suara dari pengusaha yang menyatakan bahwa dengan
dikurangi subsidi BBM, akan membuat rakyat menjadi mandiri, dengan membayar BBM
sesuai dengan harganya akan membuat rakyat lebih berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya.
Inilah beberapa hiburan yang diberikan pada masyarakat,
janji yang tentunya harus ditepati dan masyarakat seolah tidak pernah merasa
terus dibohongi akan janji yang terus diberikan. Namun kembali lagi kami Rakyat
punya kewajiban untuk senantiasa menunggu terealisasinya segala macam janji
dari Pemerintah kami.
Kami punya pemahaman bahwasanya, Bahan Bakar Minyak seperti
bensin adalah hajat hidup orang banyak, yang pemenuhannya disediakan oleh
negara sehingga bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Bukan malah
dipersulit atau malah dikuasai oleh orang tertentu seperti dimiliki oleh
swasta.
Rumusan Solusi dari Pengalaman
Saat isu BBM ini nantinya benar-benar terjadi, maka jangan
salahkan kami jika dikemudian hari, Tidak Percaya lagi Dengan Pemerintah, kami
tidak ingin memiliki sistem pemerintah seperti ini lagi yang mengatur kami.
Biarkanlah kami mencari Sistem Pemerintahan Lainnya, yang bisa lebih Menyejahterakan
Kahidupan Kami yang Sulit ini.
Semoga Rakyat bisa melihat dan terus menyaksikan segala
macam kebobrokan yang ada sekarang, subsidi BBM dialihkan untuk sektor yang
lebih produktif. Pertanyaannya, apakah tidak ada upaya lain untuk meningkatkan
sektor produktif tersebut tanpa harus Mengorbankan sektor vital
lainnya seperti BBM.
Dengan adanya wacana pengalihan subsidi BBM, maka dengan
sendirinya pemerintah kita telah mengakui bahwa selama ini, pada sektor
produktif tersebut sudah Bobrok sekian lama.
Sumber : KisahSidik
0 Response to "Harga Bahan Bakar Minyak"
Posting Komentar